Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Luhut Binsar Pandjaitan punya kisah tersendiri soal martabak Markobar yang dirintis putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming.
Saat bicara di depan ratusan siswa SMA Unggul Del, Laguboti, Toba Samosir, Sabtu (23/7/2016), Luhut menceritakan salah satu pengalamannya bertemu Gibran.
Pada bulan puasa lalu, Luhut diundang presiden untuk buka puasa bersama.
Gibran ikut hadir mendampingi sang ayah.
Setelah bersalaman dengan beberapa tamu, giliran Gibran menghampiri Luhut.
Dia memberi salam dan berbincang sebentar.
Tidak banyak yang mereka bicarakan. Bukan soal politik. Mereka bicara soal martabak.
Martabak Kota Barat (Markobar) racikan Putra sulung Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka.
Luhut bertanya soal perkembangan bisnis martabak yang sedang dirintis Gibran serta soal rencana merambah bisnis baru di luar kuliner.
"Bulan puasa yang lalu, saya buka bersama dengan Presiden. Gibran datang. Saya tanya, 'Bran, bisnisnya bagaimana? Akan nambah bisnis baru?' Terus dia bilang, 'saya bisnis katering dan martabak saja. Tidak mau aneh-aneh," ujar Luhut.
Jawaban Gibran sontak membuat Luhut heran.
Anak seorang Presiden tidak mau memanfaatkan jabatan bapaknya untuk meraup keuntungan.
Menurut Luhut tidak mudah menemui anak muda yang mau berdikari, berdiri di atas kaki sendiri.
Setelah pertemuan itu, kemanapun dia pergi Luhut selalu bercerita tentang usaha martabak Gibran.
Bahkan ketika Luhut sedang melakukan perjalanan ke luar negeri.
Sekarang, kata Luhut, sudah tidak zamannya lagi seorang pejabat memanfaatkan jabatannya untuk jalan mudah keluarga.
"Saya sering bicara soal martabaknya Gibran. Saat saya bicara di luar negeri. Saya bilang ke mereka anak presiden Indonesia punya usaha sendiri, bikin pancake," kata Luhut, membuat orang-orang di seluruh ruangan tertawa mendengat kata pancake.
"Ya kalau kita bilangnya kan martabak. Kalau orang luar negeri mana ngerti martabak. Ya saya sebut saja pancake," tambah Luhut.
Setiap berbicara di depan anak-anak muda, Luhut selalu menekankan tentang kesederhanaan dan kemandirian.
Menurutnya, anak muda harus bisa berusaha agar berkembang dengan kemampuannya.
Luhut mengatakan, saat ini sektor perekonomian di Indonesia sedang berkembang. Pemerintah membuka seluas-luasnya kesempatan bagi siapapun untuk membuka usaha.
Tugas pemerintah, kata Luhut, menjaga iklim investasi dan bisnis berjalan sesuai dengan peraturan hukum di Indonesia.
Luhut menuturkan ketidakteraturan dan kepatuhan hukum menjadi faktor utama terhambatnya pembangunan, kesejahteraan dan kemiskinan.
"Selama ini. Masalah kemiskinan dan terhambatnya pembangunan muncul karena ketidakteraturan dan tidak disiplin. Karena tidak teratur ya banyak orang bisa macam-macam," ungkapnya.
No comments:
Post a Comment