Eliya melalui akun Twitternya @eliya_mkom sebelumnya sindir anak Jokowi, ia panen bully. Hari ini Eliya keluarkan banyak cuitan balas bully, Rabu (22/2/2017).
"Ada tim yang menyusun strategi komunikasi politik jokowi, sampai detail termasuk @Chilli_Pari lulusan luar negeri tapi cuma bisnis martabak," cuit Eliya.
Spontan cuitan Eliya panen hujatan.
Hujatan ini muncul di media sosial bahkan di kolom komentar berita terkait.
Di kolom komentar berita Tribunnews.com berjudul:
Disindir Lulusan Luar Negeri Tapi Cuma Jual Martabak, Ini Tanggapan Mengejutkan Anak Jokowi
Banyak respon bully menyasar Eliya melalui kolom komentar pada berita tersebut.
Berikut beberapa komentar-komentar netter.
Djcucurut: Buat orang yang berpikiran sempit dan masih belum move on dari faham feodal. Pendidikan dikorelasikan dengan kemakmuran.
Hari gini, siapa yang kreatif, mau berusaha, bekerja keras dan disertai doa bisa dapet penghasilan lebih dari lulusan perguruan tinggi (tentunya bagi sebagian ex mahasiswa yang malas)
Sari Yotafa: betul..betul..mlh kliatan si mbk yg komen ini ketinggalan jaman.
feodal bgt. hari gini mengkorelasikan jenjang pndidikan dg cara org brkarya.. pemikiran org sperti mbaknya ini lah yg bikin angka pengangguran di indnesia tinggi.. open your mind mbak!
Suhendar Endar: Itulah hebarnya lulusan luar negeri...mmbuat lapangan kerja sehingga ad tenaga kerja..lulusan sarjana indonesia...ntah bgmn cara mencari kerja utk jd PNS dgn ujung2nya jd KORUPTOR...
Aplg anak presiden yg satu gak ad terjun ke dunia politik...lain.anak mantan presiden lainnya..ingat anak pak jokowi lamar pns dan ikut tes trnyata Tidak lulus..tp mereka tdk mnggunakan kekuasan org tua...
Itulah salutnya mental beliau...justru mental mhsiswa skrg ini...bs gak mentalnya kyk anak.pak jokowi...wlpun mhasiswa indonesia juara ini dan itu ditkgt internasional.
Nana Lesmana: Dari pada anaknya jadi politisi karbitan yg gak bisa ngomong...ya mending jual martabak ya.
Johan Suherman: Klo anak ane lulus amrik..trus pulang jualan sendal jepit..gak apa, gak masalah yg penting kerja.. apalagi kesang jual martabak..salahnya dimana....hellooww?!
Muhammad Yusuf: Emange si eliya itu siapa??? Sombonge.....
Bintang Pamungkas: Dari pada gak pernah keluar negri kacian deh mbuk Elliya ...pasti mikirnya mau korupsi kan biar bisa keluar negri wekkkk.
Vincent · Lamaholot: Daripada lulusan luar negeri cm jd provokator. Dan jabatan tinggi cm jd koruptor.
Rudy Rdian: Si mBak itu emang rada-rada pe*** (sensor). Sekarang itu yg penting menghasilkan duit halal...sukur2 bisa mempekerjakan orang. Daripada sekolah tinggi2...jatuhnya jadi jongos (pegawai) orang lain....hidup ngandelin gaji yaaah...
Pengusaha kaya raya...wajar.
Pegawai kaya raya....ga wajar. Pasti korupsi.
Sri Lestarie: Mbk...e pk.kca mata kuda dlu..biar melekk..ap perlu..tk beliin martabsk nya mas gibrann..biar tau...gmna jd pngusahaa...dasar o*** (sensor)..nya di dengkul...
Demikian beberapa komentar nylekit netizen pada Eliya.
Pagi ini Eliya pun keluarkan beberapa cuitan menanggapi bully-bully netizen.
Berikut tweet-tweet Eliya@eliya_mkom yang dikumpulkan TribunWow.com.
"Berkomunikasi bukanlah suatu hal yang mudah, krn apa yang ingin disampaikan belum tentu diterima sesuai dgn pesan yang ingin disampaikan."
Ada "brisik" yang mengganggu pesan yang disampaikan berbeda bahkan bisa bertolak belakang apa yang dimaksudkan.apalagi komunikasi tulisan."
"Dalam komunikasi tulisan tidak ada intonasi, mimik wajah dan gestur tubuh utk membantu menjelaskan pesan yang ingin disampaikan."
"Yang membaca komunikasi tulisan akan membaca dengan intonasi sesuai dgn karakter diri dan kondisi mood saat membacanya."
"Sama halnya dgn framing dimedia, pembaca juga akan melakukan framing sesuai dgan kepentingan dan posisinya, kontra atau pro. hal yang wajar."
"Apalagi komunikasi tulisan yg terbatas dalam 160 katakter, banyak yg tak nyimak rangkaian twet dan hanya fokus pada Satu tweet, Gagal Paham."
"Penekanan pada Satu kata, tak lihat kontek pesan yang ingin disampaikan menyebabkan pesan yang ingin disampaikan tidak dipahami komprehensif."
"Yg juga harus dipahami, dlm komunikasi via twitter adalah setiap pesan memilik berjuta Makna. Bahkan kata "Ya" saja bisa dianggap perintah."
"Kata "Ya" bisa bermakna hancurkan, krn kata itu miliki berjuta Makna. Tentu hal ini harus bisa diterima semuanya. Mau dikritik siap dikritik."
"Sampaikan pesan jelaskan makna kemudian dapat serangan buly dari ribuan ternaknya, itu hal yg terjadi dan biasa yang kita lihat sejak 2012."
"Buly ribuan akun yang baru lahir dengan follower seuprit, serang dgn kata kata kotor, kasar menyerang pengirim pesan. kill the messenger."
"Kata berbalas kata, pesan berbalas pesan, indikasi yang ingin disampaikan bisa dijawab dengan argumentasi disertai data data yg jelas."
"Argumentasi silahkan dijawab dengan argumentasi bukan dengan buly. Kalau tak mau dikritisi, jangan beri indikasi ikutan berpartisipasi."
"Jika memang akun @Chilli_Pari hanya utk jualan, ya fokus saja, tak perlu komen ataupun RT soal politik, kalau tak mau dikaitkan dgn politik."
"Sekian penjelasan saya, semoga dapat memperjelas kondisinya dan dapat dipahami kita semua, @M4ngU5il sila chirp, pasukan buly silakan datang."
Demikian tweet balasan Eliya. (TribunWow.com/Rimawan Prasetiyo)
No comments:
Post a Comment